Pada hari Rabu pagi suatu rombongan Anggota PWRI yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum, Prof. Dr. Haryono Suyono dan para anggota Pengurus lain, antara lain Fredy T Rorimpandey, Ketua Koperasi PWRI, anggota Maporina yang dipimpin Ketua Umum, Drs. Djoko Sidik Pramono, MM dan Sekjennya, Prof. Dr. Ir. Ali Zum Mashar, beberapa anggota senior lain seperti Drs. Fajar Wiryono, Drs. Rudi Lubis dan Dr. Mulyono D Prawiro dari Damandiri serta para senior lain yang berasal dari berbagai kalangan, Staf Ahli Menteri Desa PDTT Dr. Ir Conrad Hendrarto dan beberapa staf senior dari Kementriannya, para undangan lainnya, telah memenuhi undangan PT Sky Energy Indonesia, yang dipimpin oleh Dirut Jackson Tandiono, suatu perusahaan Listrik dengan bahan baku sinar matahari, suatu pabrik yang memproduksi papan solar yang menghasilkan listrik untuk desa, pabrik atau perumahan, yang daerahnya belum ada jaringan lisktik dari PLN atau sengaja menambah aliran listrik dari bahan baku terbarukan.
Pertemuan yang dirancang sebagai pertemuan santai itu dibuka oleh Drs. Djoko Sidik Pramono, MM sebagai pemrakarsa disambung dengan sambutan dari Bapak Kurniadi Widyanto, Chief Commercial Officer, dengan perkenalan Perusahaan dan produknya, dilanjutkan sambutan singkat dari Ketua Umum PB PWRI Prof. Dr. Haryono Suyono berisikan saran-saran memperkenalkan inovasi ini kepada publik di desa yang belum ada aliran listriknya melalui berbagai media, termasuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menyasar Desa atau daerah padat penduduk tetapi belum memiliki aliran listrik. Perkenalan itu diramu bersama upaya pengentasan kemiskinan. Di desa-desa, kepada keluarga prasejahtera diajak belajar bekerja dan berusaha pada siang hari dibantu teknologi tepat guna dengan tenaga listrik terbatas, sehingga bisa memberi nilai tambah yang tinggi. Diyakinkan pada penduduk desa agar pada malam hari, anak-anak belajar giat menggunakan aliran listrik sehingga maju di sekolahnya dan dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi dengan mudah. Dengan demikian, listrik di desa yang terang benderang ikut membangun sumber daya manusia dan meningkatkan ekonomi pedesaan. Akhrinya keberadaan listirk di desa menjadi alat yang ampuh guna meningkatkan pemerataan pembangunan dan kemakmuran serta kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat banyak. Usaha ini akan memiliki keuntungan ganda, yaitu listrik yang menyala terang benderang, memajukan ekonomi di tingkat desa dan membangun mutu sumber daya manusia.
Gagasan itu disambung oleh Dr. Ir. Conrad Hendrato yang menyampaikan pentingnya listrik bagi pembangunan desa dan masyarakat desa secara lengkap. Paparan itu mengharuskan adanya gerakan membangun desa disertai dengan jaringan listrik yang lengkap sehingga tidak ada lagi desa tanpa aliran listrik yang memungkinkan setiap penduduk memiliki akses terhadap aliran listrik untuk produksi maupun untuk keperluan lain yang luas.
Dua pengantar diskusi itu disambut oleh para peserta yang lebih dari 50 orang itu dengan tanggapan yang sangat menarik sehingga suasana pertemuan santai itu terasa menjadi lebih marak karena yang hadir sangat berbobot, biarpun rata-rata sudah sepuh tetapi memiliki pengalaman yang sangat luas serta pernah terjun dalam berbagai kegiatan pembangunan dalam bidang yang bervariasi sehingga para peserta tidak saja pernah merasakan kebutuhan akan listrik tetapi banyak usahanya di masa lalu digerakkan oleh adanya aliran listrik atau modernisasi dengan penggunaan alat atau mesin produksi yang digerakkan oleh tenaga listrik.
Apabila tidak di seling jedah karena disediakan makan siang, barangkali peserta akan tetap terpesona oleh diskusi yang hidup dan menarik. Setelah makan siang para peserta langsung diajak meninjau pabrik panel yang menghasilkan listrik tenaga surya yang ternyata tidak semua bersifat modern tetapi menggunakan tenaga manual yang dilayani oleh anak-anak gadis dan ibu-ibu yang memasang panel secara telaten sambung menyambung menjadi satu dirangkai sebagai panel yang akan menarik dan mengubah tenaga sinar matahari yang melimpah di setiap desa di Indonesia menjadi tenaga listrik yang bisa disimpan dan didistribusikan ke seluruh pelosok desa di manapun juga.
Sungguh menarik karena produksi panel ini telah diekpor ke berbagai negara yang barangkali kekayaan tenaga mataharinya jauh tertinggal dari Indonesia. Apabila kerja sama dengan PLN makin kuat dan kemajuan BUMDes di desa bisa menjadi sarana, maka masyarakat desa melalui program industrialisasi pedesaan bisa menggunakan jasa kerja sama BUMDes – PLN guna menyediakan aliran listrik melalui berbagai sumber, utamanya sumber terbarukan seperti Sinar Matahari tersebut.
Setelah meninjau Pabrik Panel para peserta meninjau Pabrik Acu sebagai media penyimpan listrik hasil produksi panel dengan bahan bakar terbarukan tersebut. Seperti pabrik yang pertama, ternyata pabrik ini adalah Pabrik yang dikelola dengan sistem manual biasa tanpa otomatisasi, bukan sebagai pabrik model era 4.0 yang modern sehingga bisa menampung tenaga kerja yang cukup banyak.
Semoga antara PT Sky Energi Indonesia dan Organisasi yang hari ini meninjau pabrik ada kerja sama yang bertambah erat untuk menyebar luaskan gagasan Desa yang terang benderang, mandiri tenaga listrik agar masyarakatnya tambah bermutu serta tingkat produktifitasnya meningkat sehingga mengantar keluarganya makin bahagia dan sejahtera. Aamiin.
Sumber: https://gemari.id