Artikel

Melihat Operasional PLTS Gili Trawangan

NTB – Untuk meningkatkan kapasitas dan kebutuhan listrik di Pulau Gili Trawangan, PLN mengembangkan listrik tenaga surya dengan kapasitas pasokan 200 kWp + 400 kWp.

Petugas PLN melakukan pemeliharaan rutin terhadap panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya Gili Trawangan, Rabu (12/2/2020).

operasional PLTS Gili Trawangan PT Wedosolar Indonesia

PLTS ini telah beroperasi sejak Mei 2011.

operasional PLTS Gili Trawangan PT Wedosolar Indonesia

PLTS adalah contoh nyata menuju green energy solution.

operasional PLTS Gili Trawangan PT Wedosolar Indonesia

Pengopersian PLTS Gili Trawangan untuk meningkatkan pasokan listrik dan mengurangi penggunaan konsumsi solar.

operasional PLTS Gili Trawangan PT Wedosolar Indonesia

Seorang petugas PLN membersihkan lempengan panel surya.

operasional PLTS Gili Trawangan PT Wedosolar Indonesia

Petugas melakukan perawatan rutin agar PLTS terus bekerja maksimal.

operasional PLTS Gili Trawangan PT Wedosolar Indonesia

Selain Gili Trawangan, PLN juga telah mengoperasikan sejumlah PLTS di Lombok seperti Gili Air, Gili Meno, Sengkol, Selong, Pringgabaya, dan Sambelia.

operasional PLTS Gili Trawangan PT Wedosolar Indonesia

Sumber: https://finance.detik.com/

Setiap Desa Ada Listrik Terang Benderang

gerakan masyarakat mandiri PT. Wedosolar Indonesia

Pada hari Rabu pagi suatu rombongan Anggota PWRI yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum, Prof. Dr. Haryono Suyono dan para anggota Pengurus lain, antara lain Fredy T Rorimpandey, Ketua Koperasi PWRI, anggota Maporina yang dipimpin Ketua Umum, Drs. Djoko Sidik Pramono, MM dan Sekjennya, Prof. Dr. Ir. Ali Zum Mashar, beberapa anggota senior lain seperti Drs. Fajar Wiryono, Drs. Rudi Lubis dan Dr. Mulyono D Prawiro dari Damandiri serta para senior lain yang berasal dari berbagai kalangan, Staf Ahli Menteri Desa PDTT Dr. Ir Conrad Hendrarto dan beberapa staf senior dari Kementriannya, para undangan lainnya, telah memenuhi undangan PT Sky Energy Indonesia, yang dipimpin oleh Dirut Jackson Tandiono, suatu perusahaan Listrik dengan bahan baku sinar matahari,  suatu pabrik yang memproduksi papan solar yang menghasilkan listrik untuk desa, pabrik atau perumahan, yang daerahnya belum ada jaringan lisktik dari PLN atau sengaja menambah aliran listrik dari bahan baku terbarukan.

Pertemuan yang dirancang sebagai pertemuan santai itu dibuka oleh Drs. Djoko Sidik Pramono, MM sebagai pemrakarsa disambung dengan sambutan dari Bapak Kurniadi Widyanto, Chief Commercial Officer, dengan perkenalan Perusahaan dan produknya, dilanjutkan sambutan singkat dari Ketua Umum PB PWRI Prof. Dr. Haryono Suyono berisikan saran-saran memperkenalkan inovasi ini kepada publik di desa yang belum ada aliran listriknya melalui berbagai media, termasuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menyasar Desa atau daerah padat penduduk tetapi belum  memiliki aliran listrik. Perkenalan itu diramu bersama upaya pengentasan kemiskinan. Di desa-desa, kepada keluarga prasejahtera diajak belajar bekerja dan berusaha pada siang hari dibantu teknologi tepat guna dengan tenaga listrik terbatas, sehingga bisa memberi nilai tambah yang tinggi. Diyakinkan pada penduduk desa agar pada malam hari, anak-anak belajar giat menggunakan aliran listrik sehingga maju di sekolahnya dan dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi dengan mudah. Dengan demikian, listrik di desa yang terang benderang ikut membangun sumber daya manusia dan meningkatkan ekonomi pedesaan. Akhrinya keberadaan listirk di desa menjadi alat yang ampuh guna meningkatkan pemerataan pembangunan dan kemakmuran serta kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat banyak. Usaha ini akan memiliki keuntungan ganda, yaitu listrik yang menyala terang benderang, memajukan ekonomi di tingkat desa dan membangun mutu sumber daya manusia.

Gagasan itu disambung oleh Dr. Ir. Conrad Hendrato yang menyampaikan pentingnya listrik bagi pembangunan desa dan masyarakat desa secara lengkap. Paparan itu mengharuskan adanya gerakan membangun desa disertai dengan jaringan listrik yang lengkap sehingga tidak ada lagi desa tanpa aliran listrik yang memungkinkan setiap penduduk memiliki akses terhadap aliran listrik untuk produksi maupun untuk keperluan lain yang luas.

Dua pengantar diskusi itu disambut oleh para peserta yang lebih dari 50 orang itu dengan tanggapan yang sangat menarik sehingga suasana pertemuan santai itu terasa menjadi lebih marak karena yang hadir sangat berbobot, biarpun rata-rata sudah sepuh tetapi memiliki pengalaman yang sangat luas serta pernah terjun dalam berbagai kegiatan pembangunan dalam bidang yang bervariasi sehingga para peserta tidak saja pernah merasakan kebutuhan akan listrik tetapi banyak usahanya di masa lalu digerakkan oleh adanya aliran listrik atau modernisasi dengan penggunaan alat atau mesin produksi yang digerakkan oleh tenaga listrik.

Apabila tidak di seling jedah karena disediakan makan siang, barangkali peserta akan tetap terpesona oleh diskusi yang hidup dan menarik. Setelah makan siang para peserta langsung diajak meninjau pabrik panel yang menghasilkan listrik tenaga surya yang ternyata tidak semua bersifat modern tetapi menggunakan tenaga manual yang dilayani oleh anak-anak gadis dan ibu-ibu yang memasang panel secara telaten sambung menyambung menjadi satu dirangkai sebagai panel yang akan menarik dan mengubah tenaga sinar matahari yang melimpah di setiap desa di Indonesia menjadi tenaga listrik yang bisa disimpan dan didistribusikan ke seluruh pelosok desa di manapun juga.

Sungguh menarik karena produksi panel ini telah diekpor ke berbagai negara yang barangkali kekayaan tenaga mataharinya jauh tertinggal dari Indonesia. Apabila kerja sama dengan PLN makin kuat dan kemajuan BUMDes di desa bisa menjadi sarana, maka masyarakat desa melalui program industrialisasi pedesaan bisa menggunakan jasa kerja sama BUMDes – PLN guna menyediakan aliran listrik melalui berbagai sumber, utamanya sumber terbarukan seperti Sinar Matahari tersebut.

Setelah meninjau Pabrik Panel para peserta meninjau Pabrik Acu sebagai media penyimpan listrik hasil produksi panel dengan bahan bakar terbarukan tersebut. Seperti pabrik yang pertama, ternyata pabrik ini adalah Pabrik yang dikelola dengan sistem manual biasa tanpa otomatisasi, bukan sebagai pabrik model era 4.0 yang modern sehingga bisa menampung tenaga kerja yang cukup banyak.

Semoga antara PT Sky Energi Indonesia dan Organisasi yang hari ini meninjau pabrik ada kerja sama yang bertambah erat untuk menyebar luaskan gagasan Desa yang terang benderang, mandiri tenaga listrik agar masyarakatnya tambah bermutu serta tingkat produktifitasnya meningkat sehingga mengantar keluarganya makin bahagia dan sejahtera. Aamiin.

Sumber: https://gemari.id

Tentang GNSSA (Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap)

tentang gnssa PT. Wedosolar Indonesia

Pada 13 September 2017 lalu telah dibuat dan disahkan deklarasi “Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap”. Maksud dari Gerakan Nasional ini adalah untuk mendukung Kebijakan Energi Nasional, yaitu tercapainya 23% penggunaan energi baru dan terbarukan pada tahun 2025, dengan cara mendorong dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik surya atap di perumahan, fasilitas umum, gedung perkantoran dan pemerintahan, bangunan komersial, dan kompleks industri hingga orde GigaWatt sebelum tahun 2020.

Deklarasi ini dihadiri dan ditandatangani di antaranya oleh perwakilan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EBTKE KESDM), Kementerian Perindustrian,  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (B2TKE BPPT), Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Konsorsium Kemandirian Industri Fotovoltaik Indonesia, Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI), dan Perkumpulan Pengguna Listrik Surya Atap (PPLSA).

Tujuan Gerakan Nasional Sejuta Listrik Surya Atap adalah:

  1. Mendorong dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik atap di perumahan, fasilitas umum, perkantoran pemerintah, bangunan komersial, dan kompleks industri, hingga mencapai orde gigawat sebelum 2020;
  2. Mendorong tumbuhnya industri nasional sistem fotovoltaik yang berdaya saing dan menciptakan kesempatan kerja hijau (green jobs);
  3. Mendorong penyediaan listrik yang handal, berkelanjutan dan kompetitif;
  4. Mendorong dan memobilisasi partisipasi masyarakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ancaman perubahan iklim, dan ikut mendukung terlaksananya komitmen Indonesia atas Paris Agreement dan upaya mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Sebagaimana yang tercermin dalam deklarasi, gerakan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, pelaku, serta diimplemementasikan di berbagai tingkatan. Keterikatan para pelaku gerakan ini adalah pada tujuan dan target yang hendak dicapai. Diharapkan pada 2020, sebanyak 1 GW solar rooftop dapat terpasang di berbagai atap bangunan rumah, bangunan komersial, atap industri, rumah ibadah, dan fasilitas-fasilitas publik.

Untuk memastikan gerakan ini dapat mencapai tujuan dan target sebagaimana tersebut diatas, perlu didukung oleh sebuah ekosistem yang terintegrasi. Ekosistem ini terdiri dari elemen-elemen pendukung yang pelaksanaan bersinergi. Ekosistem ini mencakup aspek:

  1. kebijakan dan regulasi,
  2. keteknikan (technical),
  3. mobilisasi dukungan publik, dan
  4. mekanisme pendanaan.

Sumber: https://sejutasuryaatap.com

PLN Beli Listrik PLTSa Sebesar 100 MW

JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam proses bisnis kelistrikannya, PT PLN (Persero) menandatandatangani MoU perjanjian jual beli tenaga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan tujuh Pemerintah Daerah dan Kota dengan total pembelian PLTS mencapai 100 MW.PLTS

Percepatan pemanfaatan listrik berbasis ebt ini merupakan amanat dari Peraturan Presiden no 18. Penandatangan dilakukan Direktur Utama PLN Sofyan Basir dengan perwakilan dari 7 kota yakni, DKI Jakarta (4×10 MW), Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan Makassar masing-masing 10 MW.Sofyan Basir menjelaskan, dalam perjanjian yang telah ditandatangani, PLN membeli tenaga listrik dari PLTSa seharga USD 18,77 sen atau setara 2.496 rupiah per kwh nya untuk Tegangan Tinggi dan Menengah, sementara untuk Tegangan Rendah PLN membeli seharga 22,43 sen.

Semua menggunakan skema BOOT atau Buy, Own, Operate, and Transfer, sementara pengembangan PLTSa menggunakan thermal process atau pemanfaatan panas melalui thermochemical. Kontrak pembelian ini berlangsung selama 20 tahun, ujar Sofyan.Melalui pembelian listrik PLTSa ini, PLN akan membantu dalam persoalan sampah ini yang menjadi masalah utama di kota-kota besar di Indonesia.aBapak-bapak silahkan bergerak secepatnya, melalui pembelian ini kami (PLN) berkomitmen untuk membantu permasalahan sampah agar dapat dimanfaatkan khususnya di 7 Kota percepatan. Kami selalu terbuka untuk bekerja sama, terlebih lagi ini semua untuk masyarakat dan lingkungan.

Baca juga : Presiden RI Mengunjungi PLTS Daruba

Imbuh Sofyan.Walikota Surakarta F.X Hadi Rudiyatmo mewakili ketujuh kota untuk memberikan sambutan, aBangga dan haru menyelimuti perasaan kami saat ini, kami akan mempertanggungjawab kan kewajiban ini dengan sepenuh hati, karena ini semua demi kepentingan rakyat. Ini benar-benar luar biasa, terimakasih yang sangat banyak kami ucapkan terhadap PLN, ujar Rudi.Sesuai dengan Peraturan Presiden no 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah yang ditetapkan Presiden Jokowi pada 13 Februari 2016, dirasa perlu untuk dilakukan percepatan pembangunan PLTSa dengan memanfaatkan sampah menjadi sumber energi listrik, sekaligus juga meningkatkan kualitas lingkungan khususnya di 7 kota percepatan. Disamping itu, melalui penandatanganan ini PLN juga menjalankan Peraturan Menteri ESDM Nomor 44 Tahun 2015 untuk membeli tenaga listrik dari PLTSa dengan tarif flat selama 20 tahun. (SF)

Sumber : http://www.esdm.go.id

Gandeng Perusahaan Inggris, PLN Garap Listrik Tenaga Surya Indonesia Timur

Michael Agustinus – detikfinance
Jumat, 22/04/2016 19:00 WIB

6a8447cc-984b-4bca-8496-ce86f6300ebd_169Jakarta -Pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan di Indonesia Timur menjadi salah satu prioritas utama PLN dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi serta penurunan emisi CO2 bagi lingkungan hidup.

Dalam lawatan Presiden Jokowi ke Eropa kali ini, PLN telah menandatangani Framework Agreement dengan Savills (UK) Limited dan NV VOGT Singapore Pte.Ltd. Kerja sama ini ditandatangani oleh Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati, pada Rabu (20/4) di London, UK.

Ruang lingkup kerjasama adalah pengembangan Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa wilayah Indonesia bagian timur, dengan total kapasitas 150 MWp.

Pembangunan PLTS ini akan mengoptimalkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) baik peralatan, perakitan, maupun jasa operasi dan pemeliharaan.

“Konsentrasi kami yakni untuk melakukan peningkatan rasio elektrifikasi di Indonesia bagian timur, dengan mengedepankan pemanfaatan dari energi baru terbarukan, tidak hanya itu kami juga mendorong untuk penggunaan TKDN di segala lini,” ujar Nicke Widyawati dalam keterangan tertulisnya kepada media, Jumat (22/4/2016).

Acara penandatangan kerja sama ini merupakan salah satu rangkaian dari lawatan Presiden RI ke Inggris dimana dalam acara tersebut Juga dilakukan penandatanganan kerja sama Perusahaan Indonesia dan Inggris senilai US$19 miliar atau sekitar Rp 247 triliun (kurs Rp 13.000 per dolar AS).

Sebelumnya, dalam rangkaian kunjungan Presiden Ke Eropa, PLN juga telah melakukan penandatanganan dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan Siemens untuk pengembangan pembangkit listrik Small Mobile Power Plant dengan total kapasitas sekitar 500 MegaWatt (MW) yang akan dibangun tersebar di Indonesia Timur pada Senin (18/4/2016).

Dalam kerja sama tersebut disetujui penggunaan 75% komponen Small Mobile Power Plant akan diproduksi dalam negeri di manufaktur lokal, dengan nilai minimal 45% dari total investasi.

Selain itu program strategis dalam MoU PLN – Siemens tersebut adalah National Capacity Building, yang mencakup pengembangan manufaktur lokal, pengembangan kemampuan O&M, serta pengembangan SDM.
(hns/hns)

Sumberwww.detik.com

Presiden RI Mengunjungi PLTS Daruba

Untitled-1RZ – ESDM

Rabu, 06/04/2016 11:10 WIB

MOROTAI – Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri ESDM Sudirman Said, hari Rabu, (6/4) meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Daruba di Desa Juanga, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

Dari hasil peninjauan, diketahui bahwa sistem otomatis PLTS Daruba yang berkapasitas 600 KW mengalami mengalami kendala, sehingga harus dioperasikan secara manual. Selain itu, jumlah petugas yang menangani PLTS Daruba juga terbatas.

Presiden mengingatkan perlunya menambah sumber daya manusia (SDM) agar PLTS Daruba dapat beroperasi dengan baik. “Sebesar ini yang menangani hanya satu orang. Peralatan sebesar dan sebanyak itu, hanya satu orang (yang menangani)”, ujar Presiden.

Sementara itu, Menteri ESDM, Sudirman Said menjelaskan bahwa pulau-pulau terluar seperti Morotai dan banyak pulau lainnya harus dibuat standar yang berbeda dari pulau-pulau besar. “Kemarin Bapak Presiden mengingatkan supaya aspek pemeliharaan diperhatikan. Saya kira daerah-daerah yang agak remote, seperti morotai dan banyak lagi lainnya, harus dibuat standar yang berbeda dari pulau besar. Harus ada mitra yang bisa diajak diskusi, tidak bisa dengan standar umum. Ditambah orangnya”, jelas Sudirman.

Walaupun jumlah masyarakat yang dilayani tidak besar, ungkap Sudirman, namun saat terjadi permasalahan, letak yang jauh akan menjadi kendala tersendiri sehingga tidak bisa langsung ditangani. “Karena jarak, ketika ada informasi mengenai kebutuhan pemeliharaan pasti tidak bisa langsung direspon. Aspek persediaan suku cadang dan regular checking menjadi aspek yang penting. Bisa dipahami mengapa Presiden menekankan pentingnya aspek pemeliharaan, terutama daerah terpencil seperti (morotai) ini”, lanjut Sudirman.

Terkait jumlah SDM dan teknisi yang minim di daerah terluar seperti Morotai, Sudirman menjelaskan bahwa ke depan pembangkit seperti di Daruba ini akan banyak dibangun, sehingga perlu menggandeng perguruan tinggi untuk membantu menyelesaikan kendala yang ada. “PLN pasti punya sistem, punya outsource, penyedia jasa. Tapi betul, menjadi program kita untuk melatih dan memperbanyak SDM yang memahami pemeliharaan. Ini akan masif, dibangun dimana-mana. Sudah waktunya kita bicara dengan kampus setempat untuk mendidik teknisi-teknisi supaya tenaga pemeliharaan makin banyak”, tutup Sudirman.

Sumber: www.esdm.go.id

×
Halo, ada yang bisa kami bantu?

pg slotสล็อตเว็บโดยตรง วิธีการเล่น PG SLOT อย่างละเอียด pg สล็อต การเจาะลึกเข้าไปในอาณาจักรของสล็อตออนไลน์ โดยเฉพาะอย่างยิ่งบนแพลตฟอร์มอย่าง pg slot